Airflow balance adalah proses memastikan jumlah aliran udara supply – return – exhaust pada sistem HVAC berada pada nilai yang tepat, sesuai design dan sesuai engineering calculation.
Inilah yang membedakan HVAC yang sekadar “hidup” vs HVAC yang benar-benar bekerja.
Tanpa airflow balance → COP turun, kapasitas AC drop, humidity naik, energi boros, kualitas udara dalam ruangan buruk (IAQ drop).
Kenapa airflow balance krusial?
Efisiensi energi maksimum
Air yang tidak balance memaksa AHU / AC split / FCU bekerja lebih keras dari yang seharusnya.
Kompresor jadi lebih sering run high load → listrik naik.
Thermal comfort stabil, bukan spot panas dingin
Ini yang paling banyak di lapangan terjadi pada kantoran dan hotel.
Satu zona dingin sekali, beberapa zona tidak pernah mencapai setpoint.
IAQ dan kesehatan indoor
Ventilasi outdoor min. ASHRAE harus tercapai.
Jika supply vs return tidak balance → tekanan ruangan kacau → polutan bisa masuk dari ruang lain, WC, shaft, basement.
Humidity control
Over supply dengan return kurang → ruangan bisa terasa lembab (condensation risk meningkat).
Memperpanjang umur equipment
System yang balance → operating pressure AC terkendali → umur equipment lebih panjang → low cost long term.
Tandanya airflow belum balance / salah balance
AC dingin tetapi tetap lembab
banyak condensation pada duct / slot diffuser
bau dari WC atau pantry bisa tercium ke area lain
orang kantor sering mengeluh “gerah padahal AC dingin”
listrik selalu tinggi padahal setpoint normal
Bagaimana cara melakukan airflow balancing yang benar?
ukur airflow aktual (anemometer / balometer)
bandingkan dengan design CFM di shop drawing
adjust manual damper pada main duct, branch duct dan diffuser
cek pressure differential antar zona (positif vs negatif)
verifikasi kembali setelah semua damper final posisi
Balancing tidak cukup hanya “rasa dingin”.
Harus data driven → data instrument → sesuai standard.